Kamis, 05 Januari 2012

Hadist tentang Anak

Aku sangat suka dengan anak-anak, ketika baca-baca blog seseorang maka isinya saya copy di blog saya agar dapat dibaca terus. berikut hadist-hadist tentang anak ^_^

Warisan bagi Allah ‘Azza wajalla dari hambaNya yang beriman ialah puteranya yang beribadah kepada Allah
sesudahnya. (HR. Ath-Thahawi).

Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, ” Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?” Nabi Saw menjawab, “Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatirnu).” (HR. Aththusi).

Cintailah anak-anak dan kasih sayangi lah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki. (HR. Ath-Thahawi).

Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu. (HR. Bukhari dan Muslim
Barangsiapa mempunyai dua anak perempuan dan diasuh dengan baik maka mereka akan menyebabkannya masuk surga. (HR. Bukhari)

Anak menyebabkan kedua orang tuanya kikir dan penakut. (HR. Ibnu Babawih dan Ibnu ‘Asakir).
Ajarkan putera-puteramu berenang dan memanah. (HR. Ath-Thahawi).

Setiap anak tergadai dengan (tebusan) akikahnya (seekor atau dua ekor kambing) yang disembelih pada umur tujuh hari dan dicukur rambut kepalanya (sebagian atau seluruhnya) dan diberi nama. (HR. An-Nasaa’i)

Moga bermanfaat.

Rabu, 04 Januari 2012

Aku dan Dia

Hai teman… aku ingin mengenalkanmu dengannya, maukah kau mengenalnya?? dia yang slalu setia… yaa setia… menemaniku…
Mungkin kau punya sesuatu barang yg selalu ada dan setia menemanimu bertahun-tahun lamanya?? Yaa akupun demikian..

Hmm…. Aku panggil dia Jupe (Bukan Julia perez lohh!), Jupiter Z, Dia adalah sebuah motor, tanpa bermaksud promosi salah satu jenis motor tapi memang dialah yg kumiliki skarang (pemberian abah), 6 tahun aku bersamanya tidaklah waktu yang singkat bagiku… menulis ini adalah sebentuk ungkapan perasaan cintaku padanya (agak lebay memang :-p. haha…)

Dia yang pertama kali aku kenal begitu setia menemani perjuangan SMAku pada detik-detik Ujian Akhir Nasional tahun 2007 silam, mencari kisi2 dimalam hari sebelum UAS mpe lupa belajar. hehe...
Dia yang mengantarkanku ketempat yang aku mau, yang aku tuju.  Dia menemaniku dalam menuntut ilmu dan menebarkan ilmu (ngeles/ngajar), Dia yang menemaniku nyari duit buat jajan sehari-hariku…
Dia yang kadang marah tak mau jalan (mogok, ban bocor, dll) karena kecapean ku porsir tenaganya kesana-kemari, maaf yaa jupe…
Sangat sering aku melupakan kebersihannya sehingga dia kucel dan dekil… Seandainya dia benda hidup mungkin dia akan protes pada diriku…

Teman… apakah kau punya sesuatu yang setia bersamamu bertahun-tahun lamanya?? Mungkin itu HP, baju, jam tangan, sandal atau apa aja??
Yuukss mari kita rawat dia sebagai tanda terimakasih kita padanya yang telah setia menemani kita… Mungkin suatu saat aku akan kehilangan dia seperti halnya manusia, benda juga bisa mati/rusak. Hmmm….  Baiklah… akan ku jalani hari kedepan bersamanya dengan menjaga serta merawatnya…

Catatan GaJe (Ga Jelas) ini ditulis ketika sadar bahwa JuPe sudah dekil alias kotor banget ga kerawat.
Yang di tag jgn protess… hihi…

Selasa, 03 Januari 2012

Sesaat... butir-butir air itu berguguran...

Sore itu seperti biasa, aku dan sahabatku pergi ke salah satu panti asuhan di kota yang terkenal dengan julukan kota cantik itu. Menyisihkan honor yang tak seberapa ala kadarnya berharap dapat memberi manfaat walau sedikit saja.

Aku yang baru ditinggalkan ibuku 40 hari berlalu masih terasa sesak ketika rindu menatap fhotonya, rindu ingin bertemu, mencoba mencari ketenangan disela-sela waktu, berdoa disetiap penghujung sholat untuk menepiskan rasa rindu yang kadang susah untuk membendungnya…

Kembali ke suasana panti itu, di ruang tamu tampak rame anak-anak panti berhamburan duduk di pojok-pojok dinding menikmati jagung rebus yang mereka pegang masing-masing di tangan kanannya, ada yang serius menikmati biji demi biji jagung kuning itu, ada juga yang sambil bercanda, ngobrol, bahkan berlarian dengan masih memegang erat jagung itu ditangannya. “ahhh anak-anak” gerutu hatiku.

“Assalamualaikum… “ kami serentak memberi salam.

“wa’alaikumsalam” jawab ustad. “mau ada acara ya stad?” Tanya sahabatku pada ustad yang lagi duduk di ruang tamu itu setelah menerima tamu lain yang sekarang berpamitan ketika melihat kedatangan kami.

“ga ada acara nak, memang beginilah mereka seperti biasanya” jawab ustad dengan nada datar. Aku hanya diam dan tersenyum. Seperti biasa aku akan berubah menjadi cewek pendiam ketika berada di zona yang bukan zona milikku.

“ada anak baru ya stad?” sobatku bertanya lagi, ketika itu kami memang lagi melihat seorang ibu berbicara dengan logat daerahnya pada salah satu ustad muda disana. Dia izin pamit dan meninggalkan dua orang anak laki-laki yang umurnya kira-kira 8 dan 9 tahunan.

“ohh iya ada 2 anak baru, mereka sudah kehilangan kedua orang tuanya. Dan mereka baru saja jadi mualaf ketika masuk sini.”

Semua diam sejenak… “ohh” batinku. Banyak hal sebenarnya yang ingin ku tanyakan lagi tentang kedua anak itu, tapi seperti biasa lidahku kaku, aku hanya diam membisu.


“ini pak ada sedikit buat anak-anak disini. Semoga bermanfaat” tutur sahabatku lagi.

“Alhamdulillah…. Terimakasih yaa nak” jawab ustad yang kemudian diiringi gerakan menengadahkan kedua tangannya sambil berdoa. Aku, sahabatku, dan beberapa anak kecil yang duduk di lantai dengan masih memegang jagung itu ikutan menengadahkan tangan mengAMINkan doa ustad.

Setelah berdoa, ada salah satu anak kecil mendekati kami mengulurkan tangannya ingin salim.
“ya Allah pintarnya kamu de” lagi-lagi aku bicara dalam hati setelah dia selesai mencium tanganku. Kami pun berpamitan dengan ustad dengan mengucapkan salam.

Kedua mataku masih penasaran dengan kedua anak baru itu, melirik mereka sudah masuk rumah dengan membawa tas ransel tampak merasa bingung dan canggung ketika ustad muda itu mengajaknya masuk.

Kaki ini pun sudah beranjak keluar pintu rumah panti asuhan itu dengan diiringi langkah sahabat dibelakangku. Entah kenapa dadaku terasa sesak… butir-butir air itu jatuh berguguran dari mataku, aku sesegukan.

“kenapa len?” Tanya sahabatku. Aku diam dan cepat-cepat menghapus semua air yang membasahi pipi dengan jilbab biruku.
Sobatku paling mengerti aku, aku tau dia pasti melihat gerak-gerikku meski aku menyembunyikannya. Dia tidak meneruskan pertanyaannya dan kami pergi meninggalkan tempat itu.

Dengan cepat, aku membawa kendaraanku, menutup kaca helem dan… aku tak bisa membendungnya… butir-butir airmataku…. jatuh lagi…

“Ya Allah Ya Rabbi… aku tak bisa membayangkan ditinggalkan kedua orang tuaku bila aku masih sekecil kedua anak itu.”

“Ya Allah Ya Rahman maafkan aku bila sering terbesit rasa iri dan ketidakbersyukuran atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku… Engkau hanya mengambil Ibuku, Engkau masih menitipkan Ayah dan ketiga saudara-saudara yang sangat perhatian kepadaku…”

“Ya Allah maafkan aku… aku malu.. malu pada dua anak itu. Sungguh aku tak bisa membayangkan akan betapa sedihnya aku bila menjadi mereka… akan melalui hari-hari disana, beranjak dewasa disana dipanti asuhan itu tanpa kedua orang tua yang sangat ku cintai”.

Aku teringat ketika ibu masih hidup, kala itu aku pernah bilang pada ibu salah satu mimpiku adalah ingin membuat panti asuhan entah bagaimana nanti jalannya aku juga tidak tahu. Tapi nyatanya sekarang aku diuji untuk sabar manjadi anak piatu.

Salam rindu buat ibu, segala doa, sedekah, semua kuniatkan untukmu atas nama Allah... Seperti Delisa pernah bicara pada Umminya dalam Film.

Tanpa mengharap sebatang cokelat, aku pun ingin bilang “Aku cinta Ummi karena Allah”.  

Senin, 2 Januari 2011