Jumat, 28 Oktober 2011

SITI

hari rabu sore, 28 september 2011. Pertama kalinya aku melihat siti berseri-seri, untuk pertama kalinya siti banyak bicara dan bertanya hal-hal pribadi tentang diriku, pertama kalinya menyebut namaku setelah 3 tahun aku mengenalnya...

"Bu Elen, kenapa gak menikah bu?" zzz.... kaget aku dibuatnya karena siti sebelumnya tak pernah menyebut namaku di belakang kata "ibu" dan tak pernah berani menanyakan hal2 pribadi tentangku.

Siti si pendiam, si kalem, si pemalu dan perjuanganmu lulus ujian kelas 6 dulu sangatlah membuatku bahagia, aku yang mungkin tak seberapa memberikan ilmuku padamu tapi kegigihanmu sungguh luar biasa. Dari awal bertemu denganmu, kau membuatku kaget, kau tidak bisa perkalian, kau lemah pengurangan, dan ya ALLAH maaf yaa siti dulu aku hampir menyerah... Tapi karena dirimu juga aku menjadi bersemangat kembali, kau membuatku merasa dihargai, membuatku merasa berarti meski aku tak menyadari itu sebelum aku tak sengaja membaca buku catatanmu tentangku... (maaf ya ti..)



*

"aku bahagia sekali punya guru sebaik dia, aku sayang sama ibu itu... tapi aku tidak tau namanya??"



**

"akhirnya aku tahu nama ibu itu, nama ibu itu ibu elen :-)"





SubhanaALLAH aku hampir menangis kala itu membacanya, maaf ti... aku telah membuka buku belakang catatanmu, maaf ti aku sering berpikiran buruk tentangmu, ku kira kau tidak suka padaku, tidak suka belajar denganku karena raut wajahmu tak pernah menunjukkan ekspresi bahagia tapi ternyata raut wajahmu tak mencerminkan isi hatimu.



aku ingat ti, ketika aku izin tak bisa menemanimu belajar karena KKN 1 bulan, bulan berikutnya kita akhirnya bertemu tapi ku dapati kau disitu manangis tersedu-sedu... kau tak pernah banyak bicara... hmmmm maaf ya ti terlalu lama aku meninggalkanmu.

Dan sekarang kau kelas 2 SMP, masih kah kau tak mau belajar dengan guru yg lain?? itu tak baik ti buatmu... aku harap suatu saat kau bisa meradaptasi dengan yg lain, percayalah bahwa siti anak yg pintar, siti anak yg rajin, ayoo... siti percaya dirilah karena dirimulah orang pertama yang membuat aku percaya diri....

Selasa, 13 September 2011

Note Balasan

Sabtu, 3 September 2011, hari dimana aku berdiri dengan memakai toga yang menurutku agak kebesaran, hari dimana rombongan keluargaku datang demi melihatku dan berfhoto denganku menggunakan baju itu, dan hari dimana aku telah berhasil menyelesaikan studi S-1 pendidikan matematika dengan lama 8 semester dan IPK 3,33. Tidak begitu membanggakan tapi tidak buruk juga kan? Alhamdulillah semuanya terlewati dengan rasa puas dihati, berbagai lika-liku dihadapi dari buntunya pikiran, malasnya perasaan, kemauan dosen yang tak sejalan, semua yang akan menyusun tugas akhir kurasa akan mengalami hal yang sama apalagi yang mempunyai kegiatan lain diluar kampus.


Teman-teman LP’ers yang sengaja membuat catatan untukku (norka) dan yang minta doakan agar bisa menyusul S-1 seperti aku, so pasti aku doakan… Terutama norka yang ambisinya ingin bersekolah kalo bisa sampai S-4 (aku yakin suatu hari kau bisa menggapainya teman..), untuk wiwi yang ingin melanjutkan sekolah juga dan mendirikan klinik bersalin herbal, untuk lely yang sedang melanjutkan studinya (aku harap semangatmu jangan turun naik terus flen...) untuk zainah yang selalu ingin membahagiakan orang2 yang disayanginya dengan cara bekerja semaksimal mungkin dan aku doakan juga moga kamu dimudahkan dalam meraih cintamu dalam ikatan yang suci (doakan aku jualah. He..).


I hope we always are friends, wherever you are and until the end of time…


Huuff… akhir catatan ini aku cuma ingin bilang terimakasih kepada LP’ers untuk segala doa, support dan semua wejangannya yang tidak sepenuhnya ku terima ^_^ dan aku yakin suatu saat kita bisa mengejar mimpi-mimpi kita masing-masing…

(catatan ini dibuat adalah note balasan ketika sahabatku membuatkan catatan khusus untukku,terimakasih teman)

http://www.facebook.com/note.php?note_id=232620443456720

Rabu, 10 Agustus 2011

Innalhamdalillah...

Innalhamdalillahi nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu Wana’udzubiillah minsyurruri ‘anfusinaa waminsayyi’ati ‘amaalinnaa manyahdihillah falah mudhillalah Wa man yudhlil falaa haadiyalah wa-asy-hadu allaa ilaaha illallaahu wah-dahu laa syariikalah wa-asy-hadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh.

Segala puji bagi Allah yang hanya kepadaNya kami memuji, memohon pertolongan, dan ampunan. Kami berlindung kepadaNya dari kekejian diri dan kejahatan amalan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkan, dan barang siapa yang tersesat dari jalanNya maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak diibadahi hanya Allah saja yang tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan dan RasulNya

Sabtu, 23 April 2011

RAHASIA MAAF

Kecenderungan orang, secara naluriah, jika mendapatkan sesuatu yang buruk dari orang lain adalah bereaksi negatif. Dalam hatinya akan muncul perasaan dendam. Kemungkinannya: ia akan membalasnya dengan perlakuan yang sama, atau ia akan membalasnya dengan perlakuan yang lebih buruk dari yang ia terima.

Apakah membalas dengan perlakuan yang sama lantas perasaan dendam itu akan hilang? Tidak. Perasaan negatif itu akan terus muncul tanpa bisa dibendung, kecuali dengan memaafkan. Lalu, setelah membalas perlakuan buruk dengan yang lebih buruk, apakah perasaan dendam itu hilang, karena puas dengan balasan yang lebih? Sekali lagi tidak. Perasaan dendam tidak akan hilang, walau perlakuan buruk telah dibalas dengan yang lebih buruk.

Sangat mungkin orang yang dibalas dengan yang lebih buruk, akan membalasnya kembali dengan yang lebih buruk lagi. Akhirnya, puncaknya adalah salah seorang dari keduanya mati terbunuh. Lalu, keluarga korban membalasnya dengan membunuh pula. Lebih jauh dan sangat mungkin akan terjadi perang: perang antarkeluarga, menyebar menjadi perang antarkelompok, dan seterusnya. Sekarang bayangkan, apa jadinya jika semua orang di negeri ini pendendam? Tentu tidak akan ada kehidupan damai.

Nah, apa langkah yang tepat ketika mendapat perlakuan buruk dari orang lain? Yaitu, dengan memaafkan. Ada rahasia yang tidak kasat mata dalam memaafkan. Jika kita memaafkan orang yang melakukan hal buruk, ada kemungkinan ia pun akan meminta maaf kepada kita. Jika pun tidak, orang yang memaafkan akan terhindar dari perasaan dendam yang akan terus menyiksa batinnya. Langkah selanjutnya adalah bersabar atas apa yang menimpa kita. Dan, kebahagiaan akan muncul mewarnai jiwanya. Sebab, memaafkan dan sabar hanya lahir dari hati yang bahagia.

Allah telah memberikan bimbingan kepada Rasulullah SAW dan umatnya melalui firman-Nya. "Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang bersabar." (QS an-Nahl [16]: 126).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ayat ini turun ketika Rasulullah SAW melihat jenazah Hamzah yang gugur sebagai syahid dalam Perang Uhud dengan keadaan tubuhnya yang mengenaskan. Seketika itu, Rasulullah berucap, "Sungguh aku akan membalas dendam kepada orang-orang kafir. Aku benar-benar akan membantai tujuh puluh orang di antara mereka." Dan, turunlah ayat ini. Allah memberikan nasihat kepada Rasulullah agar bersabar. Karena itulah yang terbaik. Dan, akhirnya Rasulullah mengurungkan niatnya untuk membalas dendam. Maka, memaafkan dan sabar adalah alasan yang paling tepat bagi siapa saja yang menginginkan kebahagiaan.

COPAS DARI : www.republika.co.id (Rabu, 20 April 2011 15:55 WIB, Oleh Dede Sulaeman)

Minggu, 06 Maret 2011

Ayat-ayat Favorite penenang hatiku...

"Janganlah kau (merasa) lemah dan janganlah bersedih hati..."
(QS. Ali Imran : 139)

‎"....Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram"
(Ar-Rad : 28)

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan ksanggupannya..."
(QS. Al-Baqarah : 286)

"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan"
(QS. Al-Insyirah : 5)

"Bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu..."
(QS. Ali Imran : 200)

"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar"
(QS. Al-Baqarah : 153)

"Maka nikmat Rabb engkau manakah yang engkau dustakan?"
(QS. Ar-Rahman : 55)