Hai teman… aku ingin mengenalkanmu dengannya, maukah kau
mengenalnya?? dia yang slalu setia… yaa setia… menemaniku…
Mungkin
kau punya sesuatu barang yg selalu ada dan setia menemanimu
bertahun-tahun lamanya?? Yaa akupun demikian..
Hmm…. Aku
panggil dia Jupe (Bukan Julia perez lohh!), Jupiter Z, Dia adalah sebuah
motor, tanpa bermaksud promosi salah satu jenis motor tapi memang
dialah yg kumiliki skarang (pemberian abah), 6 tahun aku bersamanya
tidaklah waktu yang singkat bagiku… menulis ini adalah sebentuk ungkapan
perasaan cintaku padanya (agak lebay memang :-p. haha…)
Dia
yang pertama kali aku kenal begitu setia menemani perjuangan SMAku pada
detik-detik Ujian Akhir Nasional tahun 2007 silam, mencari kisi2
dimalam hari sebelum UAS mpe lupa belajar. hehe...
Dia yang
mengantarkanku ketempat yang aku mau, yang aku tuju. Dia menemaniku
dalam menuntut ilmu dan menebarkan ilmu (ngeles/ngajar), Dia yang
menemaniku nyari duit buat jajan sehari-hariku…
Dia yang kadang
marah tak mau jalan (mogok, ban bocor, dll) karena kecapean ku porsir
tenaganya kesana-kemari, maaf yaa jupe…
Sangat sering aku
melupakan kebersihannya sehingga dia kucel dan dekil… Seandainya dia
benda hidup mungkin dia akan protes pada diriku…
Teman…
apakah kau punya sesuatu yang setia bersamamu bertahun-tahun lamanya??
Mungkin itu HP, baju, jam tangan, sandal atau apa aja??
Yuukss
mari kita rawat dia sebagai tanda terimakasih kita padanya yang telah
setia menemani kita… Mungkin suatu saat aku akan kehilangan dia seperti
halnya manusia, benda juga bisa mati/rusak. Hmmm…. Baiklah… akan ku
jalani hari kedepan bersamanya dengan menjaga serta merawatnya…
Catatan
GaJe (Ga Jelas) ini ditulis ketika sadar bahwa JuPe sudah dekil alias
kotor banget ga kerawat.
Yang di tag jgn protess… hihi…
Hidup ini terasa indah kala ku maknai dengan rasa syukur atas nikmat yang ALLAH Subhana Wata'ala limpahkan dan terasa bahagia kala dapat memberikan manfaat untuk kehidupan orang lain... Be my self...!!
Rabu, 04 Januari 2012
Selasa, 03 Januari 2012
Sesaat... butir-butir air itu berguguran...
Sore itu seperti biasa, aku dan sahabatku pergi ke salah satu panti asuhan di kota yang terkenal dengan julukan kota cantik itu. Menyisihkan honor yang tak seberapa ala kadarnya berharap dapat memberi manfaat walau sedikit saja.
Aku yang baru ditinggalkan ibuku 40 hari berlalu masih terasa sesak ketika rindu menatap fhotonya, rindu ingin bertemu, mencoba mencari ketenangan disela-sela waktu, berdoa disetiap penghujung sholat untuk menepiskan rasa rindu yang kadang susah untuk membendungnya…
Kembali ke suasana panti itu, di ruang tamu tampak rame anak-anak panti berhamburan duduk di pojok-pojok dinding menikmati jagung rebus yang mereka pegang masing-masing di tangan kanannya, ada yang serius menikmati biji demi biji jagung kuning itu, ada juga yang sambil bercanda, ngobrol, bahkan berlarian dengan masih memegang erat jagung itu ditangannya. “ahhh anak-anak” gerutu hatiku.
“Assalamualaikum… “ kami serentak memberi salam.
“wa’alaikumsalam” jawab ustad. “mau ada acara ya stad?” Tanya sahabatku pada ustad yang lagi duduk di ruang tamu itu setelah menerima tamu lain yang sekarang berpamitan ketika melihat kedatangan kami.
“ga ada acara nak, memang beginilah mereka seperti biasanya” jawab ustad dengan nada datar. Aku hanya diam dan tersenyum. Seperti biasa aku akan berubah menjadi cewek pendiam ketika berada di zona yang bukan zona milikku.
“ada anak baru ya stad?” sobatku bertanya lagi, ketika itu kami memang lagi melihat seorang ibu berbicara dengan logat daerahnya pada salah satu ustad muda disana. Dia izin pamit dan meninggalkan dua orang anak laki-laki yang umurnya kira-kira 8 dan 9 tahunan.
“ohh iya ada 2 anak baru, mereka sudah kehilangan kedua orang tuanya. Dan mereka baru saja jadi mualaf ketika masuk sini.”
Semua diam sejenak… “ohh” batinku. Banyak hal sebenarnya yang ingin ku tanyakan lagi tentang kedua anak itu, tapi seperti biasa lidahku kaku, aku hanya diam membisu.
“ini pak ada sedikit buat anak-anak disini. Semoga bermanfaat” tutur sahabatku lagi.
“Alhamdulillah…. Terimakasih yaa nak” jawab ustad yang kemudian diiringi gerakan menengadahkan kedua tangannya sambil berdoa. Aku, sahabatku, dan beberapa anak kecil yang duduk di lantai dengan masih memegang jagung itu ikutan menengadahkan tangan mengAMINkan doa ustad.
Setelah berdoa, ada salah satu anak kecil mendekati kami mengulurkan tangannya ingin salim.
“ya Allah pintarnya kamu de” lagi-lagi aku bicara dalam hati setelah dia selesai mencium tanganku. Kami pun berpamitan dengan ustad dengan mengucapkan salam.
Kedua mataku masih penasaran dengan kedua anak baru itu, melirik mereka sudah masuk rumah dengan membawa tas ransel tampak merasa bingung dan canggung ketika ustad muda itu mengajaknya masuk.
Kaki ini pun sudah beranjak keluar pintu rumah panti asuhan itu dengan diiringi langkah sahabat dibelakangku. Entah kenapa dadaku terasa sesak… butir-butir air itu jatuh berguguran dari mataku, aku sesegukan.
“kenapa len?” Tanya sahabatku. Aku diam dan cepat-cepat menghapus semua air yang membasahi pipi dengan jilbab biruku.
Sobatku paling mengerti aku, aku tau dia pasti melihat gerak-gerikku meski aku menyembunyikannya. Dia tidak meneruskan pertanyaannya dan kami pergi meninggalkan tempat itu.
Dengan cepat, aku membawa kendaraanku, menutup kaca helem dan… aku tak bisa membendungnya… butir-butir airmataku…. jatuh lagi…
“Ya Allah Ya Rabbi… aku tak bisa membayangkan ditinggalkan kedua orang tuaku bila aku masih sekecil kedua anak itu.”
“Ya Allah Ya Rahman maafkan aku bila sering terbesit rasa iri dan ketidakbersyukuran atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku… Engkau hanya mengambil Ibuku, Engkau masih menitipkan Ayah dan ketiga saudara-saudara yang sangat perhatian kepadaku…”
“Ya Allah maafkan aku… aku malu.. malu pada dua anak itu. Sungguh aku tak bisa membayangkan akan betapa sedihnya aku bila menjadi mereka… akan melalui hari-hari disana, beranjak dewasa disana dipanti asuhan itu tanpa kedua orang tua yang sangat ku cintai”.
Aku teringat ketika ibu masih hidup, kala itu aku pernah bilang pada ibu salah satu mimpiku adalah ingin membuat panti asuhan entah bagaimana nanti jalannya aku juga tidak tahu. Tapi nyatanya sekarang aku diuji untuk sabar manjadi anak piatu.
Salam rindu buat ibu, segala doa, sedekah, semua kuniatkan untukmu atas nama Allah... Seperti Delisa pernah bicara pada Umminya dalam Film.
Tanpa mengharap sebatang cokelat, aku pun ingin bilang “Aku cinta Ummi karena Allah”.
Senin, 2 Januari 2011
Aku yang baru ditinggalkan ibuku 40 hari berlalu masih terasa sesak ketika rindu menatap fhotonya, rindu ingin bertemu, mencoba mencari ketenangan disela-sela waktu, berdoa disetiap penghujung sholat untuk menepiskan rasa rindu yang kadang susah untuk membendungnya…
Kembali ke suasana panti itu, di ruang tamu tampak rame anak-anak panti berhamburan duduk di pojok-pojok dinding menikmati jagung rebus yang mereka pegang masing-masing di tangan kanannya, ada yang serius menikmati biji demi biji jagung kuning itu, ada juga yang sambil bercanda, ngobrol, bahkan berlarian dengan masih memegang erat jagung itu ditangannya. “ahhh anak-anak” gerutu hatiku.
“Assalamualaikum… “ kami serentak memberi salam.
“wa’alaikumsalam” jawab ustad. “mau ada acara ya stad?” Tanya sahabatku pada ustad yang lagi duduk di ruang tamu itu setelah menerima tamu lain yang sekarang berpamitan ketika melihat kedatangan kami.
“ga ada acara nak, memang beginilah mereka seperti biasanya” jawab ustad dengan nada datar. Aku hanya diam dan tersenyum. Seperti biasa aku akan berubah menjadi cewek pendiam ketika berada di zona yang bukan zona milikku.
“ada anak baru ya stad?” sobatku bertanya lagi, ketika itu kami memang lagi melihat seorang ibu berbicara dengan logat daerahnya pada salah satu ustad muda disana. Dia izin pamit dan meninggalkan dua orang anak laki-laki yang umurnya kira-kira 8 dan 9 tahunan.
“ohh iya ada 2 anak baru, mereka sudah kehilangan kedua orang tuanya. Dan mereka baru saja jadi mualaf ketika masuk sini.”
Semua diam sejenak… “ohh” batinku. Banyak hal sebenarnya yang ingin ku tanyakan lagi tentang kedua anak itu, tapi seperti biasa lidahku kaku, aku hanya diam membisu.
“ini pak ada sedikit buat anak-anak disini. Semoga bermanfaat” tutur sahabatku lagi.
“Alhamdulillah…. Terimakasih yaa nak” jawab ustad yang kemudian diiringi gerakan menengadahkan kedua tangannya sambil berdoa. Aku, sahabatku, dan beberapa anak kecil yang duduk di lantai dengan masih memegang jagung itu ikutan menengadahkan tangan mengAMINkan doa ustad.
Setelah berdoa, ada salah satu anak kecil mendekati kami mengulurkan tangannya ingin salim.
“ya Allah pintarnya kamu de” lagi-lagi aku bicara dalam hati setelah dia selesai mencium tanganku. Kami pun berpamitan dengan ustad dengan mengucapkan salam.
Kedua mataku masih penasaran dengan kedua anak baru itu, melirik mereka sudah masuk rumah dengan membawa tas ransel tampak merasa bingung dan canggung ketika ustad muda itu mengajaknya masuk.
Kaki ini pun sudah beranjak keluar pintu rumah panti asuhan itu dengan diiringi langkah sahabat dibelakangku. Entah kenapa dadaku terasa sesak… butir-butir air itu jatuh berguguran dari mataku, aku sesegukan.
“kenapa len?” Tanya sahabatku. Aku diam dan cepat-cepat menghapus semua air yang membasahi pipi dengan jilbab biruku.
Sobatku paling mengerti aku, aku tau dia pasti melihat gerak-gerikku meski aku menyembunyikannya. Dia tidak meneruskan pertanyaannya dan kami pergi meninggalkan tempat itu.
Dengan cepat, aku membawa kendaraanku, menutup kaca helem dan… aku tak bisa membendungnya… butir-butir airmataku…. jatuh lagi…
“Ya Allah Ya Rabbi… aku tak bisa membayangkan ditinggalkan kedua orang tuaku bila aku masih sekecil kedua anak itu.”
“Ya Allah Ya Rahman maafkan aku bila sering terbesit rasa iri dan ketidakbersyukuran atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku… Engkau hanya mengambil Ibuku, Engkau masih menitipkan Ayah dan ketiga saudara-saudara yang sangat perhatian kepadaku…”
“Ya Allah maafkan aku… aku malu.. malu pada dua anak itu. Sungguh aku tak bisa membayangkan akan betapa sedihnya aku bila menjadi mereka… akan melalui hari-hari disana, beranjak dewasa disana dipanti asuhan itu tanpa kedua orang tua yang sangat ku cintai”.
Aku teringat ketika ibu masih hidup, kala itu aku pernah bilang pada ibu salah satu mimpiku adalah ingin membuat panti asuhan entah bagaimana nanti jalannya aku juga tidak tahu. Tapi nyatanya sekarang aku diuji untuk sabar manjadi anak piatu.
Salam rindu buat ibu, segala doa, sedekah, semua kuniatkan untukmu atas nama Allah... Seperti Delisa pernah bicara pada Umminya dalam Film.
Tanpa mengharap sebatang cokelat, aku pun ingin bilang “Aku cinta Ummi karena Allah”.
Senin, 2 Januari 2011
Rabu, 21 Desember 2011
lirik favorite ku ^_^
~Ipang Sahabat Kecil~
baru saja berakhir
hujan di sore ini
menyisakan keajaiban
kilauan indahnya pelangi
tak pernah terlewatkan
dan tetap mengaguminya
kesempatan seperti ini
tak akan bisa dibeli
bersamamu kuhabiskan waktu
senang bisa mengenal dirimu
rasanya semuanya begitu sempurna
sayang untuk mengakhirinya.
baru saja berakhir
hujan di sore ini
menyisakan keajaiban
kilauan indahnya pelangi
tak pernah terlewatkan
dan tetap mengaguminya
kesempatan seperti ini
tak akan bisa dibeli
bersamamu kuhabiskan waktu
senang bisa mengenal dirimu
rasanya semuanya begitu sempurna
sayang untuk mengakhirinya.
Senin, 19 Desember 2011
Desemberku...
Awan kelabu...
Langit menghitam...
butir-butir air berjatuhan dari langitNya...
Desemberku..
sepi bersemayam...
airmata jatuh tak tertahankan...
Desemberku... Hujan...
Desemberku... dia menghilang...
orang yang kusayang...
Tuhan... Izinkan aku meninggalkan Desember tahun ini dengan penuh kenangan..
Menyambut Tahun depan dengan keceriaan dan senyuman...
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan ksanggupannya..."
(QS. Al-Baqarah : 286)
"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan"
(QS. Al-Insyirah : 5)
"Bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu..."
(QS. Ali Imran : 200)
"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar"
(QS. Al-Baqarah : 153)
"Maka nikmat Rabb engkau manakah yang engkau dustakan?"
(QS. Ar-Rahman : 55)
Langit menghitam...
butir-butir air berjatuhan dari langitNya...
Desemberku..
sepi bersemayam...
airmata jatuh tak tertahankan...
Desemberku... Hujan...
Desemberku... dia menghilang...
orang yang kusayang...
Tuhan... Izinkan aku meninggalkan Desember tahun ini dengan penuh kenangan..
Menyambut Tahun depan dengan keceriaan dan senyuman...
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan ksanggupannya..."
(QS. Al-Baqarah : 286)
"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan"
(QS. Al-Insyirah : 5)
"Bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu..."
(QS. Ali Imran : 200)
"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar"
(QS. Al-Baqarah : 153)
"Maka nikmat Rabb engkau manakah yang engkau dustakan?"
(QS. Ar-Rahman : 55)
Kamis, 01 Desember 2011
she is my angel
Aku suka menggandeng tangannya ketika kami jalan berdua, aku suka mencium pundaknya bermanja-manja ketika dia sedang duduk sambil melipat pakaian. Dia yang paling mengerti hobiku ketika akan menghadapi ujian belajar semalam suntuk menyediakan berbagai cemilan yang aku suka, dia yang menangis ketika melihat aku kesakitan menahan maag yang kambuh, sibuk merawat bahkan aku sering merepotkannya walau dia lelah sekalipun tak pernah jenuh dan bosan menjagaku. Dia yang selalu menanyakan kegiatanku sehari-hari dan dialah orang yang senantiasa setia mendengarkan curhatanku panjang lebar meski dia saat itu merasa lelah dan mengantuk, dia yang suka memasakan masakan yang lezat buatku, menasehati kala aku boros dan berbuat sesuatu yang tidak disukainya.
Masih teringat, ketika aku duduk di sekolah dasar, dia menggendongku dari sekolah sampai kerumah dengan jalan kaki karena aku sakit. Betapa besar kasih sayangnya untukku, dia yang selalu berusaha memberikan apa yang aku inginkan, menabung hari demi hari demi barang yang aku ingin… maafkan aku…. Maafkan aku mama…. Betapa kasih sayangmu seluas samudra tak mampu aku membalasnya…
Mama…
23 november 2011/27 dzulhijah 1432 H telah meninggalkan kami semua yang ada di dunia ini. Mama yang mengajarkan ku banyak hal… Mama yang selalu berlimpahkan kasih sayang untuk anak-anaknya, Mama yang menjadi sandaran ketika aku sakit dan sedih. Mama…. Sayangku Cintaku untukmu selalu… Mama… Kini hanya Doa yang bisa kuberikan mengiringi kepergianmu, hanya Doa yang bisa kuberikan sebagai baktiku padamu… tak bisa aku menahan tangis ketika kau pergi meninggalkanku, tapi aku akan menahan tangisku ketika abah ada disampingku… Mama… aku berjanji tidak akan membuat abah sedih karena airmataku, aku akan berusaha mewujudkan keinginanmu terhadapku diwaktu itu.
Mama… Semoga kita bisa bertemu lagi disana… disurgaNya yang paling indah…. Aamiin…
Masih teringat, ketika aku duduk di sekolah dasar, dia menggendongku dari sekolah sampai kerumah dengan jalan kaki karena aku sakit. Betapa besar kasih sayangnya untukku, dia yang selalu berusaha memberikan apa yang aku inginkan, menabung hari demi hari demi barang yang aku ingin… maafkan aku…. Maafkan aku mama…. Betapa kasih sayangmu seluas samudra tak mampu aku membalasnya…
Mama…
23 november 2011/27 dzulhijah 1432 H telah meninggalkan kami semua yang ada di dunia ini. Mama yang mengajarkan ku banyak hal… Mama yang selalu berlimpahkan kasih sayang untuk anak-anaknya, Mama yang menjadi sandaran ketika aku sakit dan sedih. Mama…. Sayangku Cintaku untukmu selalu… Mama… Kini hanya Doa yang bisa kuberikan mengiringi kepergianmu, hanya Doa yang bisa kuberikan sebagai baktiku padamu… tak bisa aku menahan tangis ketika kau pergi meninggalkanku, tapi aku akan menahan tangisku ketika abah ada disampingku… Mama… aku berjanji tidak akan membuat abah sedih karena airmataku, aku akan berusaha mewujudkan keinginanmu terhadapku diwaktu itu.
Mama… Semoga kita bisa bertemu lagi disana… disurgaNya yang paling indah…. Aamiin…
Langganan:
Postingan (Atom)